Sahroni: Buru Pembocor Data Lebih Penting dari Urusan Mural

  • Whatsapp

Jakarta, Berita Viral

Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ahmad Sahroni mendesak aparat kepolisian mencari aktor atau pelaku yang mengakibatkan kebocoran data penduduk dalam Indonesia Health Alert Card atau eHAC milik Kementerian Kesehatan.

Menurutnya, langkah aparat kepolisian dalam mencari pembocor data penduduk dalam eHAC lebih penting bagi rakyat daripada memburu pembuat mural.

“Buat saya, mencari pembocor data penting rakyat lebih penting daripada memburu pembuat mural,” kata Sahroni kepada BRVIndonesia.com, Rabu (1/9).

Dia berpendapat Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri perlu membentuk tim khusus untuk memburu pembocor data penduduk dalam eHAC ini. Sahroni mengaku khawatir, data eHAC yang telah bocor akan disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab di hari mendatang.

“Sekarang ini bocornya mulai dari nomor KTP, paspor, data tes covid, nomor hp, pekerjaan, bahkan alamat rumah dengan lengkap,” sambungnya.

Sahroni juga mempertanyakan perbaikan sistem keamanan digital yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta di Indonesia selama ini. Ia pun heran kebocoran data terus terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Menurutnya, hal ini menunjukkan sebuah permasalahan serius yang harus segera dibenahi dengan meningkatkan upaya pengamanan data pribadi penduduk.

“Saya melihat kebocoran data di Indonesia ini masih tidak ada perubahan, baik swasta maupun pemerintah. Ada saja dari yang bocor dari BPJS, pinjol, nasabah bank, sekarang data eHAC. Ini jadi PR yang benar-benar serius buat kita semua, agar meningkatkan upaya pengamanan data pribadi penduduk,” ujarnya.

Sebelumnya, data pribadi penduduk dalam Indonesia Health Alert Card atau eHAC yang digagas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bocor. Dugaan kebocoran data pada eHAC pertama kali diungkap oleh para peneliti siber dari vpnMentor.

Tim peneliti vpnMentor, Noam Rotem dan Ran Locar, mengatakan eHAC tidak memiliki privasi dan protokol keamanan data yang mumpuni, sehingga mengakibatkan data pribadi lebih dari satu juta pengguna melalui server terekspos.

Data yang diduga bocor itu meliputi ID pengguna yang berisi nomor kartu tanda penduduk (KTP), paspor serta data dan hasil tes Covid-19, alamat, nomor telepon dan nomor peserta rumah sakit, nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan dan foto.

(mts/bmw/bmw)


[Gambas:Video BRV]


Source by [author_name]

Pos terkait

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments