Namun, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala meyakini kalaupun ada imbas hanya di tahap pengiriman barang. Klaimt ersebut diungkap setelah berkaca pada proses Pilkada DKI Jakarta semester satu tahun ini.
“Kalau rusuh biasanya berpengaruh ke distribusi. Sama seperti saat Pilkada Jakarta, vendor mau mengirim barang susah,” ucap Sigit saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (13/12).
Ia berharap riuh pesta demokrasi tak memengaruhi aktivitas ekonomi, terlebih bagi produsen otomotif. “Kami produsen berharap pesta politik tidak mengganggu kegiatan ekonomi. Karena kalau kegiatan ekonomi terganggu, nanti yang rugi semua pihak termasuk produsen sepeda motor,” ucapnya.
Sikap produsen otomotif yang cenderung ‘wait and see’ seakan berbanding terbalik dengan harapan Presiden Jokowi yang meminta banyak pihak optimis terhadap kondisi perekonomian.
Berkaca pada proses pemilihan presiden tahun 2014, ia justru menanyakan sikap industri yang cenderung menunggu situasi politik dalam negeri.
“Kalau mau wait and see sampai kapan? 2018 ada 171 pilkada wait and see lagi, 2019 ada Pilpres, apa mau wait and see lagi? Saya kira yang politik berjalanlah politik, yang ekonomi berjalanlah ekonomi,” ujar Jokowi baru-baru ini. (evn/evn)