Hal ini juga yang membuat banyak pabrikan otomotif memilih untuk menggunakan komponen impor untuk kendaraan yang mereka rakit di Indonesia.
“Jadi hari ini kami udah beri pendampingan, bimbing, oke. Tapi nanti pas udah lengah sedikit aja pendampingannya, standar sudah lain lagi,” kata Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut (LMEA) Kemenperin Endang Suwartini saat ditemui di kantornya, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (11/12).
Agar kompinen lokal bisa menyaingi komponen impor, Endang mengimbau agar pelaku IKM mengubah mental. Sehingga ke depan komponen lokal karya anak negeri dapat menggeser komponen impor.
“Jadi memang intinya mental daripada IKM itu kalau mau ikutan serius, ya harus ditingkatkan. Dengan lebih banyak ketemu sama industri besar, pasti akan nular,” ujarnya.
Pertemukan dengan APM
Saat ini, Kemenperin sendiri menjadi perantara bagi para IKM dengan supplier Agen Pemegang Merek (APM). Kemenperin menyebut pihaknya telah mempertemukan sedikitnya 70 IKM komponen otomotif di Jawa dengan para APM itu.
Langkah ini diharapkan bisa mengantar para pelaku IKM untuk memperoleh pasar. Sebab, selama ini IKM mengeluh kesulitan mencari pasar untuk produknya.
“Sekarang kami cariin pasarnya, karena kalau pasarnya ada semua IKM itu bisa. Nah, ternyata kemarin-kemarin ini tidak pernah tau. Mereka tidak berani datang sendiri ke industri besarnya,” tambah Endang.
Selain itu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengungkapkan setelah menjalin kemitraan dengan para APM, diharapkan produksi IKM dapat berkembang menjadi lebih baik, sesuai dengan standar industri besar otomotif.
“Dalam kemitraan ini IKM dapat memperoleh kepastian pasar, kepastian pasokan bahan baku, serta mengharuskan IKM melakukan perbaikan kuakitas dan kuantitas, sistem manajemen, peningkatan SDM, akses informasi, teknologi, perizinan dan hal lain sesuai dengan permintaan mereka (APM),” ujar Airlangga.
Sebelumnya, Kadin menilai penerapan TKDN industri otomotif belum konsisten. Sebab, masih banyaknya produsen otomotif yang masih merakit kendaraan dengan komponen impor. Semestinya penggunaan SNI bisa dioptimakalkan untuk proyek atau perakitan kendaraan. (eks/eks)