Kekosongan Kepemimpinan ala JK Berujung Sentilan Buat Anies

  • Whatsapp

Jakarta, Berita Viral

Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) menilai ada kekosongan pemimpin yang bisa menyerap aspirasi secara luas. Pernyataan itu JK lontarkan dalam konteks merespons kegaduhan yang terjadi setelah kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Pernyataan itu juga disinggung JK menyusul TNI-Polri yang ikut turun dalam menangani kasus pascakepulangan Rizieq.

Kondisi ini, disebut JK bentuk kekosongan kepemimpinan dan seolah-olah negara berada dalam kondisi terguncang. Sementara, Rizieq yang dielukan sebagai habib atau salah satu keturunan Rasulullah Muhammad SAW itu hadir dalam kekosongan pemimpin tersebut.

“Adanya kekosongan itu, begitu ada pemimpin yang kharismatik, katakanlah begitu, atau ada yang berani memberikan alternatif, maka orang mendukungnya,” kata JK di akun YouTube PKS TV, Jumat (20/11) malam.

JK pun mengingatkan agar negara cepat bertindak supaya masyarakat tidak kembali turun ke jalan. Dia melihat bila pernyataan yang disebutnya ‘kekosongan kepemimpinan’ itu terjadi bakal menghambat pembangunan.

“Jadi partisipasi masyarakat itu bukan mendukung apa yang dipilihnya, tapi memilih jalannya sendiri menjadi demokrasi jalanan lagi,” kata pria yang juga pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

“Kenapa masalah Covid ini tetap berjalan? Kenapa tidak disiplin? Ada suatu masalah wibawa kita semua ke masyarakat yang mungkin tidak memberi contoh yang baik,” imbuhnya.

Saat dimintakan pendapatnya soal pernyataan JK mengenai kekosongan kepemimpinan, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin menilai itu karena rakyat kehilangan figur teladan.

Ujang menyebut, pernyataan JK itu sebagai bahasa atau sindiran halus atas wajah kepemimpinan Indonesia yang saat ini belum bisa sepenuhnya memiliki hati rakyat, dan malah terkesan cuek dengan tidak mendengarkan aspirasi rakyat.

“Sesungguhnya kita bukan kekosongan kepemimpinan, tetapi kepemimpinan yang tidak responsif, artinya pemerintah dan DPR tidak aspiratif dan responsif atas kehendak rakyat. Jadi rakyat tidak punya figur teladan dan contoh dari elit politik baik eksekutif maupun legislatif, akhirnya mereka mencari sosok lain,” kata Ujang saat dihubungi BRVIndonesia.com, Minggu (22/11).

Ia pun mencontohkan aksi penolakan omnibus law Cipta Kerja yang gencar terjadi di sejumlah daerah baik oleh elemen buruh, mahasiswa, aktivis, petani, hingga nelayan. Itu, kata dia, menunjukkan bagaimana rakyat menilai pemerintah dan DPR seolah membelakangi mereka.

“Kalau terus menerus seperti ini rakyat akan semakin tidak percaya atas legislatif eksekutif. Dan ini bahaya gitu lho, ketika rakyat tidak percaya pemimpin, dan pemimpin membelakangi rakyatnya, kan lucu,” kata Ujang.

“Harusnya pemimpin hadir dari partai nasional itu termasuk dari partai islam, bukan dari ormas seperti Habib Rizieq dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Di lain pihak, menanggapi pernyataan JK, Politikus Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menafsir ‘kekosongan kepemimpinan’ itu merupakan sentilan yang dahsyat untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Mantan Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin itu menilai pernyataan JK tersebut merupakan hal yang wajar, karena kasus pelanggaran protokol kesehatan virus corona atau Covid-19 yang terjadi di sejumlah kegiatan Rizieq terjadi di Jakarta.

“Menyimak pernyataan JK soal kasus HRS [Habib Rizieq Shihab] adalah karena kekosongan kepemimpinan DKI? Wah ini sentilan dahsyat untuk Gubernur DKI Anies Baswedan, menurut saya,” kata Irma kepada BRVIndonesia.com, Minggu.

Irma mengatakan JK seharusnya bisa mengingatkan Anies untuk bisa bekerja lebih baik serta bertanggung jawab terkait pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 yang terjadi di berbagai kegiatan Rizieq.

Menurutnya, itu bisa dilakukan JK sebagai seorang negarawan, tokoh masyarakat, juga dikenal sebagai sosok yang memiliki hubungan dekat dengan Anies.

“Bukankah JK memiliki hubungan dekat dengan Anies Baswedan? Seharusnya JK bisa mengingatkan Gubernur DKI tersebut dan mengarahkan agar bisa bekerja lebih baik dan lebih bertanggung jawab,” kata Irma.

Sebelumnya, JK menyatakan kekosongan kepemimpinan karena ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga demokrasi saat ini telah membuat kepopuleran Rizieq di tengah masyarakat. Dan, sambungnya, itu menjadi indikasi sistem demokrasi di Indonesia harus diperbaiki.

(ctr/kid)


[Gambas:Video BRV]


Source by [author_name]

Pos terkait

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments