Jakarta, Berita Viral —
Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J disebut sempat berkirim pesan ke kekasihnya lewat Whatsapp sebelum meninggal dunia.
Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan hal ini diketahui berdasarkan dari keterangan kekasihnya, Vera.
Menurutnya dalam percakapan tersebut, diduga Brigadir J masih membaca pesan tersebut dengan tanda centang biru. (Tanda diketahui pesan telah terbaca di Whatsapp)
“Ada komunikasi, ada WhatsApp jam 16.25 WIB masih contreng biru, tapi kita tidak tahu siapa yang menguasai WhatsApp itu,” kata Kamaruddin di Mabes Polri, Selasa (2/8).
Kamaruddin menyebut ada dugaan bahwa pada jam itu handphone milik Brigadir J telah dikuasai oleh orang lain atau diretas.
Namun, Kamaruddin tak menjelaskan secara detail ihwal dugaan tersebut. Sebab, peretasan itu juga dialami oleh keluarga Brigadir J.
“Ya bisa jadi, kan teleponnya diretas. Jangankan handphone almarhum, handphone ayah ibunya saja, kemudian handphone kakak adiknya diretas juga, harus diuji juga itu siapa,” tuturnya.
Sebelumnya, Kamaruddin juga menyebut bahwa Brigadir J sempat bercerita mengenai ancaman yang ia terima kepada kekasihnya Vera, sebelum akhirnya tewas.
Brigadir J disebut beberapa kali sempat menghubungi kekasihnya untuk menceritakan hal tersebut. Dalam curhatnya itu, Brigadir J juga disebut telah mengucapkan kata-kata perpisahan kepada kekasihnya.
“Almarhum ini sudah berulang kali diancam, saking takutnya dia menangis, membuat kata-kata perpisahan, memohon ampun dengan pacarnya,” kata dia kepada wartawan, Kamis (28/7).
Namun, Kamaruddin tidak menjelaskan lebih lanjut kapan curhatan tersebut disampaikan oleh Brigadir J kepada Vera. Termasuk isi pasti curhatan Brigadir J kepada kekasihnya.
Kamaruddin hanya menyebut bahwa salah satu curhatan yang disampaikan Brigadir J ialah agar sang kekasih dapat segera mencari pengganti dirinya. Lantaran merasa khawatir tidak dapat menemani sang kekasih lebih jauh.
“Kepada pacarnya ini dia meminta agar mencari pria lain sebagai penggantinya,” ujarnya.
Diketahui, Brigadir J disebutkan tewas dalam insiden saling tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7). Namun, peristiwa itu baru diungkap pada Senin (11/7).
Kepolisian mengklaim penembakan itu berawal dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Sambo.
Polisi juga mengatakan Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E. Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sementara tembakan Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas.
Kapolri telah membentuk tim khusus untuk mengusut insiden tersebut. Selain itu, Komnas HAM juga melakukan penyelidikan secara independen terhadap kasus itu.
Belakangan, telah dilakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J di RSUD Sungai Bahar, Jambi. Tim Forensik gabungan mengatakan menemukan luka di tubuh Brigadir J yang harus didalami.
(dis/isn)
[Gambas:Video BRV]