Jakarta, Berita Viral —
Cendekiawan muslim Azyumardi Azra menilai kualitas demokrasi di Indonesia mengalami regresi atau kemunduran di berbagai hal. Kondisi itu diperparah oleh situasi pandemi virus corona (Covid-19).
“Sebetulnya di Indonesia, Covid-19 itu hanya mempercepat [kemunduran demokrasi] saja,” kata Azyumardi dalam agenda daring bertajuk ‘Masa Depan Demokrasi Kita: Membaca Situasi Politik dan Hukum Indonesia’, Kamis (29/7).
“Karena sebelum muncul Covid-19, terutama periode kedua November 2019 itu belum ada Covid-19, itu sebetulnya sudah mulai terjadi regresi demokrasi ketika terbentuk koalisi pendukung Presiden Jokowi-Ma’ruf yang sangat besar sehingga tidak memunculkan check and balance kekuatan yang kuat di parlemen,” tambahnya.
Sebelum terjadi pandemi, menurut Azyumardi, salah satu faktor penyebab kemunduran demokrasi di Indonesia yakni maraknya politik uang dalam pelaksanaan pemilu.
Padahal, menurut dia, pemilu menjadi satu-satunya indikator keberhasilan Indonesia dalam menjalankan demokrasi. Ia menilai pemilu yang dilaksanakan sudah berubah arah menjadi politik transaksional.
“Ada cukongisme di dalam proses demokrasi kita,” kata Azyumardi yang juga merupakan pelopor Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta.
Dia mengaku pernah menulis makalah tentang kemunduran demokrasi di Indonesia. Di dalamnya, ia mengutip sejumlah pandangan yang menganggap demokrasi di Indonesia sudah bergeser.
“Dari demokrasi penuh menjadi demokrasi yang cacat atau menjadi iliberal democracy dari free democracy,” sambungnya.
Hal mendesak yang penting dilakukan, terang dia, adalah membangun konsolidasi masyarakat sipil guna memperbaiki demokrasi menjelang pemilu 2024.
“Karena kita tidak punya hal lain. Saya kira masih ada waktu bagi masyarakat sipil menjelang pemilu 2024 memperbaiki keadaan,” katanya.
(ryn/bmw/bmw)
[Gambas:Video BRV]